Selasa, 17 Agustus 2010

Memotret SABENA

Nggak sengaja lewat depan rumahmu..Stop! oalah, itumahudah dangdutkali mpok. Sekarang itu saatnya kita nostalgia, jadi tolongputarkanlagu-lagu lawas! Oke kembali bercerita. Jadi suatu malam nggaksengaja,sewaktu beres-beres lemari buku, aku melihat kembalilembaran-lembarantabloid. Ada yang panjang, ada yang berukuran sedang,terus juga ada yangseperti Koran (ukurannya ya pak!).

Eh,rupa-rupanya itu adalah tabloid kami dulu (aku, Reza,Kak maya dan bangAri) di bawah naungan KTC-024 asuhan Ustad Azmi Fajri Usman. Udahlamasekali tidak lagi bergelut dibidang yang satu ini. Terakhir kali itukalaunggak salah, waktu aku dan Reza duduk di bangku Sekolahan. Cukupbanyakkejadian yang menghebohkan yang telah kami lalui bersama,tentunya bukan cuma kamiberdua saja, tapi juga bersama pemimpin redaksikami, mantan wartawan harianterkemuka di Jakarta, Kak Maya (beri tepuktangan yang meriah *mau nulis aplaus, tapi takud salah, hahaha XD*) danjuga Layouter kami bang Arie stafAtjeh Joomla (bang kalau salah nulismaafkan kami ya??).

Hampir lupa kejadian yang membuatkami bisa bergelutdi bidang tersebut. Hmm.. setelah mencoba mengingatkembali, akhirnya otak ini bisa juga membaca memori-memori usang jamandulu (dikejar pake centongan samasi Reza karna ngatain itu memoriusang). Yah, awal mulanya karena kami melihatada brosur penulisan yangdiadakan oleh KTC 024, dan suratnya itu berhasildicolong reza dari tatausaha saat keluar main-main. Karena tidak tau lagi maukemana selamaliburan 3 hari tersebut, akhirnya kami memutuskan untuk ikutpelatihanmenulis itu. Lumayankan bisa bertahan selama dua tahun sebagaistafftabloid Sabena. Hahaa. (Tapi kayaknya alasannya nggak segitunyadeh. Ada yang protes. Haha)

Bukan cuma perjuangan untuk mencari narasumber danberbagai berita (dari sinilah kami bisamengenal berbagai jenis karakter orang,bisa bertemu orang hebat, bisabebas masuk event apa saja pokoknya freedom deh!!MERDEKA!), tapiperjuangan yang paling konyol itu adalah saat pertama kalimencaritempat pelatihan. Nah, kalo biasanya orang ngikut pelatihan ituadaspanduk segede gaban, terus daerahnya mudah dijangkau, Lah ini malahtanpaspanduk di pasang diluar dan berhasil membuat kami berdua ituberputar-putar simpangSurabaya selama satu jam lebih. Fhuuuiiiih...ngelap keringat segede gaban jugaakhirnya. (jangan tersinggung ya entekalo ngebace tulisan ini. hahhaa)

Dan pada akhirnyajadi juga deh staff majalah Sabena. Usut punya usut nih, nama Sabenaitu di sahkan oleh Reza Rezeki (Yee.. sekalilagi tepuk tangan yangmeriah). Setelah pusing lima ratus satu keliling mencarinama majalahitu, akhirnya kata reza " Sabena aja kak". Awalnya si mas Ari itutidaksetuju, karena berbagai alasan yang katanya itu bla..blaa...blaa..(bukandi sensor, tapi lupa bang ari ngomong apa hari itu). tapi setelahberwara-wiri beberapahari, akhirnya disahkan nama Sabena menjadi namamajalah alias tabloid remajagaul. Senyum mengembang di pelupuk matakami. Eh salah, pelupuk bibir kami.(ngetiknya sambil mikir juga, emangbibir ada pelupuk ya?? Aaah sudahlah jangandi bahas).

Memotret Sabena itu artinya adalah mengulang kembalisejarah terciptanya danterbentuknya majalah atau tabloid ini. Mengulang segalakeseharian kami saat masih menjadi pelajar putih abu-abu, mengulang kembali bagaimana hari-hari yang kami lalui sebagai murid yang patuh kadang bandel soalnya sering ngijin daripada masuknya, mengulang kembali semuanya. Hasil kerja keras kakMayasebagai seorang pimpinan redaksi terbayar sudah dengan banyaknyaantusiasremaja. Yaiyalah, siapa dulu dong reporternya. Hahahha.. disodok sambal,langsung mingkem.

Berburu berita bersama Reza adalah hal yang paling mengasikkan selain makanbakso bersama Reza dan Kak Maya. Apalagi kalau kamisedang diburu tugassekolah dan juga tugas untuk menamatkan tulisan hinggadeadline. Sampekejang-kejang ini badan dibuatnya, rambut yang lurus udah jadi kribodan otak udah meleleh nggak bisa diapa-apain lagi. Tapi pasngeliatsenyuman Kak Maya dan hasil layout Bang Ari untuk tabloidselanjutnya, kayaknyanggak apa-apa deh kerja keras selama ini.

Masih ingat saat-saat menjelang UN, bukannya duduk manis dikelas, dengarinbapak sama ibu guru ngoceh rumus-rumus aljabar,stoikiometri, lingkarandan hukum darwis, tapi aku sama Reza malah punya hobilain yaitu dudukberlama-lama di kantor dengan laptop, buka youtube.com danmeng-huntingvideo-video visit singapura dan Malaysia. Dan kedua hal initidak-akan-pernah-bahkan-tidak-mungkinditanyai saat Ujian Nasional.Memanglah dua anak ini, kalau udah mendownloadvideo sampe lupa waktu,dan hasilnya kantor berubah menjadi taman bacaananak-anak dengansetumpuk chitato, Qtela, aqua dan cocacola.

Sabena dalam bahasa aceh itu artinya selalu ada.Tapi sekaranghampir setahun Sabena vakum cleaner, ngaco! Maksudnya,udah hampir setahun inisemenjak kami selesai bertarung dengan lembaranLJK yang harus dihitaminbulat-bulat, Sabena seolah lupa. Malam itu,saat aku memotret Sabena, bukanhanya memotret beberapa lembaran tabloidsaja. Tapi rasanya itu sepertimenonton ulang cuplikan video perjalanankami bersama-sama dalam kurun waktuyang singkat pula.

Sekarangkita tidak ada di dalam satu ruangan, bahkankita tidak ada di satujalan, di satu kota, di satu provinsi. Tapi Sabena itu akan ada disetiap hati kita masing-masing. Disetiap kenangan-kenangan yang pernahkita buat sama-sama, dia akan Sabena, selalu ada. Seperti persahabatanyang Sabenawalaupun jaraknya itu puluhan kilometer. Sabena saat sahabatkita sedih,senang, riang, gembira, sendiri, di tengah pasar, ditengahhujan, di dalambadai, dan dalam kondisi apapun.

Kita Sabena. :D

NOTE:

*kawan mungkin ini hanya secuil kisah yang dapat kutulis sekarang, tapi dalam benak kita ada berjuta kisah yang belum bisa tertuang diatas kertas.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih untuk komentar kamu. ☺♥

 

Template by Suck My Lolly - Background Image by TotallySevere.com