Rabu, 29 Desember 2010

Personal Taste of Chemistry -Chapter 2-

cast

Joe Jin Hoo as Mr. Dude

Park Kee in as Rini Arsya

Han Chang Ryul as Said Ali Baba

Han Woo as Muhajir

Sang Jun as Zainuddin

Part 2

*flash back*

Waktu Presentasi habis. Ruangan kembali terang benderang. Jin hoo tersenyum puas dengan hologramnya dan juga tepukan tangan dari seluruh peserta yang ada di dalam ruangan tersebut. Sambil menyalai professor yang ada disana, sekilas jin hoo melihat Chang ryui pergi meninggalkan ruangan sebelum yang lain keluar.


Jin hoo dan Sang Jun keluar ruangan dengan tersenyum. Mereka sangat puas dengan presentasi di dalam ruangan tadi.


“Kamu liat kan tadi, semua orang tercengang. Bahkan Chang Ryul dan ayahnya saja tidak bisa berkutik. Hahaha..” Sang Jun tertawa terbahak-bahak saat melihat muka para prof tadi. Mereka sangat terkesima dan terkejut dengan hologram reaksi yang disungguhkan Jin Hoo.


“Ne, naneun ttohan maeu manjog! Kau tau, bagaimana reaksi Do Bin saat aku mulai presentasi. Aku yakin sampai sekarang dia tidak akan pernah melupakan karyaku” Jin Hoo tersenyum.”Tapi aku masih belum puas sebelum hasil pengumuman lelang dikeluarkan. Kau tau bagaimana mereka kan??” Jin Hoo bertanya sambil melirik orang-orang yang ada di belakang mereka.


Chang Ryul sedang berbicara dengan ayahnya. Sepintas, Jin Hoo bisa melihat kalau dia sedang menunduk-nunduk, sepertinya dia masih terlalu dikekang oleh ayahnya sendiri. Jin hoo tersenyum sinis, sambil pergi berlalu.


Diluar ruangan, Kee in menunggu pacarnya dengan hati berdebar-debar. Berkali-kali Kee in merapikan jilbab birunya, saat hendak merapikan bajunya, muka Kee in agak cemberut melihat noda yang dihadiahkan oleh pemuda sombong tadi pagi. Tapi kee in tidak ambil pusing, karena dia masih berpikir bagaimana dan apa yang harus dia lakukan saat nanti mereka bertemu.


Chang Ryul berjalan keluar ruangan, langkahnya langsung berjalan menuju stand yang dia sewa khusus untuk Kee in. Dalam hatinya dia berharap Kee in sedang keluar untuk makan siang, atau sekedar membeli bakso goreng di seberang gedung. Chang Ryul sangat hafal kesukaan wanita tersebut. Kalau siang ini dia tidak beli bakso goreng, maka mukanya akan masam sepanjang hari karena menahan lapar dan kesal karena tidak makan makanan kesukaannya.


“Chang Ryul-sii.. Han Chang Ryul..”


Chang Ryul melihat-lihat kesekelilingnya, mencari sumber suara yang memanggilnya. Dari ujung gang, Kee in melambai-lambaikan tangannya dengan semangat. Muka Kee in sangat sumringah begitu melihat Han Chang Ryul yang baru saja menyelesaikan presentasinya. Kee in berjalan cepat menuju kekasihnya. Dia tidak sabar untuk segera mengobrol dengan pemuda itu.


Chang Ryul sedikit gagok saat Kee in mengepit tangannya dan membawanya pergi ke lapangan tugu untuk mencari bakso goreng. Chang Ryul tidak bisa menolak, walaupun dalam hatinya dia ingin sekali mengatakan pada Kee in sesuatu hal. Tapi melihat Kee in dengan wajah sangat ceria, dan juga sangat bersemangat, pemuda itu pun langsung mengurungkan niatnya untuk bicara. Dia hanya tersenyum saat Kee in memborong semua bakso goreng yang dijual.


“Gimana presentasimu hari ini? Nggak ada gangguan kan?? Capek nggak sih??” Kee in bertanya dengan mulut penuh. Chang ryul sedikit menjaga jarak dengan Kee in siang ini. Chang Ryul berpikir bagaimana cara dia mengatakan pada Kee in yang masih sibuk mengunyah makanan kesukaannya sambil minum the dingin.


“Hmm… baik. Gimana standmu?” Chang Ryul balik bertanya pada Kee in. Kee in mau menjawab dengan mulut penuh makanan, jadi dengan cepat ditelanlah semua makanan yang ada di dalam mulutnya.


“Baik-baik. Aku suka Stand yang kamu sewa untukku” Kee in tersenyum sambil terus memperhatikan pacarnya. Chang Ryul menolak saat Kee in menawarkannya bakso goreng. Kee in terus mengunyah tanpa memperhatikan Chang Ryul yang sedari tadi gelisah tidak menentu.


“Kee in, aku ingin mengatakan sesuatu..” ucapan Chang Ryul terputus begitu mendengar langkah kaki tergesa-gesa menghampirinya. Chang Ryul bangkit. Kee In melongo melihat dua orang pemuda yang datang menghampiri mereka. Kee In langsung bangkit mendahului Chang Ryul.“Buat apa kamu kesini?” Bentak Kee In pada pemuda tersebut. Pemuda itu tidak menghiraukan Kee In, dia langsung berjalan menghampiri orang yang sedari tadi bersama Kee In.


“Apa yang kamu lakukan hah?? Permainan apa lagi yang kamu rancang??” Jin Hoo menggenggam kerah baju Chang Ryul, genggaman tangannya megeras. Ingin rasanya dia membuat wajah Chang Ryul hancur seketika itu juga.


“Wait..wait..” Kee In mendorong badan Jin Hoo menjauh dari kekasihnya. Kee In ingat, ini pemuda yang tadi pagi membuat masalah dengannya. Perempuan ini masih menyimpan dendam dengan Jin Hook karena baju yang dia pakai tersiram kubangan air.


“Ngapain kamu disini?? Mau nambahin masalah buat aku??” nggak tanggung-tanggung Kee In menodong Jin Hoo dengan pertanyaan segudang. Jin Hoo yang langsung mengenali perempuan yang marah-marah padanya. Matanya sekilas menatap Chang Ryul dan juga melirik cewek urakan yang sedang memarahinya. Sang jun hanya diam, berusaha untuk menenangkan sahabatnya.


“Oo.. Jadi ini pacarmu ya Chang Ryul??” Ujar Jin Hoo sinis. Chang Ryul terkejut saat mendengar komentar yang keluar dari mulut musuhnya itu.


“Mwo?? Mworago??”


“Nee.. Jadi kamu mau apa??” Tanya Kee In. Chang Ryul langsung membekap mulut Kee In. Dan langsung pergi meninggalkan Jin Hoo dan Sang Jun begitu saja. Dari kejauhan, pemuda itu masih bisa mendengarkan Sang jun yang tertawa terbahak-bahak melihat pacarnya musuh Jin Hoo.

Flash Back


Ruang presentasi kembali penuh. Para professor masih berembuk untuk menentukan siapa pemenang dana hibah bantuan beberapa Negara ini. Sang Jun dan Jin Hoo kembali kedalam ruangan setelah capek berkeliling arena pameran.


Nggak lama kemudian, mereka melihat Do Bin masuk bersama dengan ayahnya Chang Ryul. Mereka tampak bercakap-cakap dengan akrab. Sambil sekali-kali merka tertawa, tapi Jin hood an sang Jun tidak tau apa yang mereka bicarakan. Dari cara mereka berbicara, Jin Hoo bisa menangkap sesuatu yang nggak bisa ditangkap Sang Jun, dia tau akan ada hal yang nggak baik dari kedekatan ayahnya Chang Ryul dengan Do Bin.


Presenter masuk dan langsung memulai acara kembali. Kali ini akan diumumkan siapa yang akan mendapatkan uang bantuan hibah dari berbagai Negara untuk penelitian bidang Sains di Universitas ini. Sang Jun berharap-harap cemas, sudah kesekian kali dia mengelap dahinya yang nggak berkeringat sedikitpun. Jin Hoo agak sedikit gelisah, ini yang kedua kali dia memperbaiki cara duduknya.


“Ladies and gentlemen, Now it’s time to us to tell you all who is the winner of this section” presenter mulai membuka amplop yang berisi nama pemenang. “ And the winner is….”


Atmosfir di dalam ruangan kembali berubah. Sang Jun nggak berhendi komat-kamit dari tadi. Jin Hoo memperhatikan mulut Sang Jun, entah apa yang di baca sedari tadi, mulai dari surat Al-Fatihah, sampai jampi-jampi yang nggak jelas juga dia baca. Jin Hoo hanya berdoa semoga kali ini dia bisa memenangkan uang hibah tersebut dan proyeknya kembali berjalan lancar.


“And the winner is Han Chang Ryul. Give applause for Mr. Han Chang Ryul who win this section”


Chang Ryul langsung bangkit dan berjalan kedepan. Tidak lupa dia melemparkan senyuman termanisnya kepada Jin Hoo dan Sang Jun yang menatap tak percaya dengan keputusan yang ditetapkan oleh Dewan juri. Jin Hoo langsung keluar dan menutup pintu ruangan bersamaan dengan Chang Ryul yang tengah menikmati kemenangannya di depan.


Jin Hoo dan Sang Jun kembali ke kantor mereka. Sang Jun terus mengoceh sepanjang perjalanan mereka pulang. Jin Hoo sampai harus menyumbat telinganya dengan penyumbat telinga agar dia tidak lagi mendengar ocehan partner kerjanya itu.


Sementara itu dilain tempat di waktu yang sama. Kee In masih belum mengerti kenapa pacarnya bisa kenal dan hampir berantam dengan pemuda yang menurutnya tidak tau aturan itu. Sambil menghabiskan sisa bakso gorengnya di dalam stand, dia masih terus berpikir bagaimana mereka bisa kenal. Sementara itu Han Woo yang baru saja siap membagikan brosur duduk disamping Kee In dan mencomot satu bakso goreng Kee In.


“Hey!! Kembaliin bakso goreng aku!!” Kee In murka karena bakso gorengnya diambil. Hampir saja dia menggebuk satu-satunya asistennya. Kee In masih merasa frustasi karena sudah dua bulan ini bimbingan belajar yang dia dirikan belum ada yang mendaftar. Bahkan untuk mencari mentor saja dia sudah sangat pusing memikirkan uang darimana dia membayar gaji mereka. Belum lagi dia harus memikirkan kejadian tadi siang. Kenapa pacarnya itu bisa kenal dan bahkan bisa berantam dengan orang paling mengesalkan yang pernah dia temui di dunia ini.


“Kee In-shi.. Park Kee In..” Lagi sibuknya dia berpikir, Kee In sampai tidak mendengar ada orang yang memanggilnya. Suara yang sangat Familiar di telinganya.


“Park Kee In..” sebuah tepukan lembut mengejutkannya. Kee In berbalik dan menatap seornag laki-laki di depannya dengan tatapan tak percaya.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih untuk komentar kamu. ☺♥

 

Template by Suck My Lolly - Background Image by TotallySevere.com