Indonesia,
terutama Aceh adalah penghasil ‘Speciality Coffe’ atau kopi dengan kualitas
diatas nilai 80 jika diukur dengan angka. Untuk penentuan mutu kopi yang baik,
selain dilihat dari penampakan fisiknya yang tidak cacat, juga dinilai dari
aroma dan rasa kopinya. Proses penilaian seperti ini disebut dengan uji cita
rasa kopi.
Jum'at (2/11) kemarin, dalam acara
Aceh Coffe Food and Festival yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Banda Aceh, sayapun menyempatkan diri untuk berkunjung ke salah satu stand
yang akan melakukan penilaian terhadap citarasa kopi. Tentu saa saya penasaran bagaimana proses kerja dari para cupper dan Q-Grader dalam menentukan mana kopi yang baik dan terbaik mutu dan kualitasnya.
Stand ini bernama Gayo
Cuppers Team (QCT). GCT ini sendiri adalah salah satu perkumpulan para penguji cita rasa (cupper)
dan para Q-Grader yang berjumlah enam orang yang ada di Aceh.
Ketua Gayo Cuppers
Team, Mahdi mengatakan untuk menilai dan mengatakan bahwa kopi tersebut baik dan berkuliatas, harus dilakukan pengujian sepuluh komponen didalamnya. Kesepuluh kompenen itulah yang akan dipakai untuk menilai
kualitas aroma dan rasa kopi tersebut. “Untuk menilai itu kita pakai sepuluh
atribut (komponen) yaitu Fragrance,
Flavor, Aftertaste, Acidity, Body, Ballace, Uniformity, Clean cup, Sweetness, dan over all atau penilaian secara
keseluruhan,” sebutnya.
Penilaian aftertaste adalah penilaian saat kopi
tersebut diminum. Mahdi mengatakan bahwa kopi yang bagus itu adalah kopi yang
masih terasa dimulut dalam rentang waktu yang lama. Sedangkan Body itu sendiri adalah penilaian
terhadap kekentalan kopi. “Kental disini bukan kental karena perbandingan bubuk
kopi dengan air,” ujarnya.
Kopi yang
baik, kata Mahdi, adalah kopi yang punya keseimbangan (ballance) yang baik, dimana tidak ada satu faktor yang lebih
ditonjolkan dari kopi itu sendiri, seperti keasaman yang terlalu berlebih.
“Uniformity itu adalah keseragaman dari sampel. Jika ada lima gelas, maka
kelima gelas itu tidak ada rasa yang berbeda,” jelasnya.
Untuk sweetness atau tingkat kemanisan sendiri
juga diukur. Kopi arabika tidak bagus jika tidak manis. “Kopi arabika itu
terkenal dengan rasa yang manis dan asam. Begitu pula dengan kopi robusta
Di stand
ini, Saya juga berkesempatan untuk melihat langsung bagaimana para cupper dan
Q-Grader membubuhkan angka untuk mengetahui kualitas dari rasa dan aroma tiap
sampel kopi yang ada. Penilaian ini disebut dengan coffe cupping. Kopi yang akan dinilai kali ini adalah kopi luwak
arabika. Standar penilaian kopi yang dipakai di seluruh dunia mengharuskan tiap
sampel kopi disajikan dalam lima gelas.
![]() |
Para Cuppers dan Q-Grader tengah menyeruput kopi sampel yang akan dinilai. Penilaian terhadap sepuluh komponen tersebut dilakukan untuk mengetahui kualitas suatu kopi |
Mula-mula
para penilai akan mencium bau bubuk kopi dari tiap sampel yang ada. Ukuran
bubuk yang dipakai, ujar Mahdi, tidak boleh terlalu halus. “Ukuran bubuk yang
dipakai itu tidak boleh terlalu halus. Jika terlalu halus maka tidak ada yang
bisa dirasa dipori-pori lidah. Untuk ini kita menggunakan ukuran mesh 20,”
jelasnya.
Setelah
proses penilaian aroma (fragrance)
dari bubuk kopi itu selesai. Lalu kopi diseduh dengan air dengan panas 93
derajat celcius. Setelah diseduh, kopi tersebut didiamkan selama empat menit.
“Kita diamkan dulu dia selama empat menit, biar sari kopi itu keluar,”
tuturnya.
Setelah
jangka waktu yang telah ditentukan, para cupper dan Q-Grader tersebut kembali
membaui aroma kopi dari keempat sampel yang tersedia di meja. Jika tadi mereka
membaui bubuk kopi, kini mereka membaui kopi yang telah diseduh dalam keadaan
panas. Kemudian, buih yang dihasilkan saat kopi diseduh dipindahkan atau
dibuang sebelum kopi tersebut dicicipi.
Proses
penyicipan kopi inipun tampak berbeda. Sampel kopi diambil dengan menggunakan
sendok kemudian diseruput oleh para cupper, namun tidak ditelan. Sampel yang
sudah diseruput tadi langsung dibuang. Nah semakin kuat kopi tersebut
diseruput, maka rasanya akan semakin kuat terasa di lidah. Sebelum berpindah ke
sampel yang lain, sendok yang digunakan tersebut terlebih dahulu dicuci dengan
air dan dilap dengan tisu.
Proses
peniaian citarasa kopi ini hanya membutuhkan waktu 20 menit. “Waktu yang
diperlukan kurang dari 30 menit. Karna kalau sudah dingin, maka kopi tidak bisa
lagi dinilai,” ujarnya.
2 komentar:
Wow.. Ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan ya nentuin kualitas kopi. Aku waktu itu juga sempat beli 2 kotak kopi dari stand ini. 1 kotak kopi pea berry dan 1 kotak kopi long berry.
Iya bang. Nurul aja sampe pusing liatnya.
Ngetes dari biji sampe diseduh. Hahahahaha.
Wah enak tu bang yang peaberry. Hihihi
Posting Komentar
Terima kasih untuk komentar kamu. ☺♥